Loading...
Loading...
Harapan Megan, seorang wanita asal Belfast, Inggris ini terpaksa pupus setelah ia salah mengartikan gejala kanker sebagai kehamilan. Wanita 23 tahun tersebut sangat menginginkan kehadiran buah hati di tengah keluarga kecilnya, tapi harus menerima kenyataan pahit jika bukan janin yang ada di dalam rahimnya, melainkan sebuah tumor.
Megan didiagnosis dengan kehamilan molar setelah mengalami pendarahan parah. Kehamilan molar terjadi ketika benjolan sel abnormal berkembang di dalam rahim. Jika tidak dihilangkan, perkembangannya akan menjadi kanker.
Meskipun sudah diangkat, kanker Megan kembali dan memaksanya bertahan selama 8 minggu untuk melakukan kemoterapi yang melelahkan.
“Kehilangan bayi benar-benar membuat perasaan kami sangat buruk, tetapi kini kami menantikan kehadirannya kembali dan bersiap memulai sebuah keluarga,” ujar Megan, dikutip TribunStyle.com dari Daily Mail, Kamis (26/4/2018).
Megan menemukan dirinya hamil sebelum Natal tahun lalu, dan dia benar-benar merasa sangat gembira.
“Masa haid saya telah terlambat selama lima hari, dan saya pikir saya hamil.
Kami telah mencoba selama tiga bulan, jadi aku kembali melakukan tes dan hasilnya positif.
Saya dan Jake benar-benar merasa terkejut, kami senang akan memiliki bayi,” kenangnya.
Namun, kegembiraan Megan dan Jake tak berlangsung lama.
Megan mendadak mengalami mual ekstrem.
Bidan mulai mencurigai lantaran perut Megan begitu besar di usia kehamilannya yang baru menginjak 8 minggu.
Bidan mengomentari ukuran perutnya yang tidak biasa.
Ketika Megan mulai mengalami pendarahan hebat, Jake segera membawanya ke rumah sakit, di mana ia kemudian mendapatkan USG.
“Saat mereka membalikkan layar scan USG dariku, saya yakin ada sesuatu yang salah.
Perawat kemudian masuk dan memberitahuku jika bayiku sudah tidak ada lagi.
Aku benar-benar hancur, dan tidak tahu apa yang terjadi, yang aku tahu kami kehilangan bayi kami,” tambahnya.
Tapi, kemudian, dokter menjelaskan jika apa yang sebenarnya Megan kira sebagai bayi adalah tumor.
Megan diberitahu untuk kembali keesokan harinya untuk membuang tumor tersebut.
“Ini benar-benar membuatku menangis, mengetahui ini bisa berkembang menjadi kanker.
Aku tak percaya apa yang ada di dalam diriku sebenarnya tumor,” tandas Megan.
Tapi, tumor Megan akhirnya berkembang menjadi kanker.
Ia harus menjalani perawatan dengan terapi untuk menyembuhkannya.
“Mendengar kabar itu, aku merasa terpuruk. Aku ketakutan akan apa yang ada di dalam diriku, sementara dokter percaya itu adalah kanker, dan segera menyarankan kemoterapi.
Melihat layar USG, saya bis amelihat tumor itu.
Itu tampak seperti sekelompok anggur dan dokter percaya bahwa itu akan tumbuh meski yang pertama telah diangkat,” papar Megan.
Setelah berjuang melalui kemoterapi, Megan diberitahu jika tumornya benar-benar telah bersih.
Ia diberitahu untuk mencoba kemungkinan memiliki buah hati lagi.
“Ini benar-benar berita yang luar biasa.
Saya selalu ingin memiliki sebuah keluarga begitu kami menikah, kami telah merencanakan semuanya.
Kami siap menjadi orangtua,” pungkasnya.
Sumber : Sahabat Bunda
Loading...