Loading...
Loading...
Mereka mengawali semuanya dengan cinta kenapa harus berakhir
dengan pertengkaran,....
Membina kehidupan rumah tangga bukanlah perkara mudah. Ada
dua kepala yang harus disatupadukan dalam menghadapi permasalahan yang
senantiasa muncul. Butuh komunikasi yang baik dan hati yang tak dikuasai ego
untuk mengatasi tiap jalan yang curam dalam jalannya rumah tangga. Apalagi pernikahan antara dua orang yang masih
berusia belia. Pernikahan yang dibayangkan akan sangat indah ternyata penuh
dengan problematika. Tapi, selalu ada jalan keluar untuk semua kesulitan begitu
juga dengan kesulitan dalam bahtera rumah tangga.
Hal inilah yang dirasakan oleh Yanti, bukan nama sebenarnya,
perempuan asal Magelang ini tengah menghadapi kehidupan rumah tangga yang
pelik. Semua berawal dari pernikahannya dengan seorang lelaki yang telah
menjadi kekasihnya selama satu tahun.
"Saya ini dari keluarga kurang mampu, sekolah juga cuma
sampai SMP. Habis itu saya kerja di Jogja, di sana saya ketemu sama cowok,
orang Sumatera. Kami kenalan, terus saling suka," cerita Yanti Brilio.net
melalui layanan story telling bebas pulsa ke 0-800-1-555-999, Selasa (2/2).
Sebulan setelah perkenalan, Irfan, nama samaran mengajak
Yanti untuk ikut ke Sumatera. Yanti menolak, dia baru mau dibawa ke Sumatera
kalau mereka sudah menikah. Irfan kemudian meminta ibunya di Sumatera untuk
melamar Yanti. Tak membutuhkan proses lama, pernikahan itu berjalan setelah
mereka menjalin hubungan selama satu tahun. Usia yanti 17 tahun waktu itu dan
Irfan berusia 21 tahun.
"Setelah setahun kenal, kami nikah di Magelang. Habis
nikah saya dibawa ke Sumatera. Saya di sana 18 bulan, karena saya sudah hamil
besar saya pulang ke Magelang karena saya nggak mau melahirkan di sana. Soalnya
saya pengen di dekat keluarga, dia juga ikut saya pulang ke Magelang,"
ungkap Yanti.
Setelah kembali ke Magelang dan melahirkan putri pertama
mereka, sifat suaminya berubah. Dia menjadi cuek, dingin, dan tak mempedulikan
perasaannya. "Dia banyak berubah,
dia jadi nggak perhatian, cuek, nggak memperhatikan perasaan saya. Belum lagi
ditambah dengan masalah ekonomi. Dia kerja semaunya sementara kebutuhan kami
tambah banyak," ungkap dia.
Akhirnya Yanti memutuskan untuk bekerja sebagai karyawan
swasta untuk menambah penghasilan. Selama kerja dia menitipkan putrinya pada
kakaknya perempuan. Bukannya menyelesaikan masalah, tapi keputusan Yanti justru
menambah masalah. Karena intensitas waktu jarang bertemu, ternyata Irfan tanpa
sepengetahuannya menjalin hubungan dengan teman Yanti sendiri.
"Saya tahu dari teman saya sendiri malah, pas dia main
ke rumah saya. Pokoknya perasaan saya campur aduk, tapi saya nggak mau rumah
tangga kami berantakan," kisah Yanti. Yanti yang juga masih sangat muda akhirnya
berbagi kisah pilunya dengan seorang lelaki yang merupakan teman lamanya. Irfan
yang mengetahui hal ini marah besar. Yanti meminta maaf, tapi Irfan enggan
memberi maaf sebelum dipertemukan dengan lelaki tersebut.
"Saya cuma curhat, ya saya butuh teman untuk berbagi
keluh kesah. Dia belum mau memaafkan sebelum saya mempertemukan dengan lelaki
tersebut, tapi buat apa? Toh dia juga pernah membuat kesalahan, kenapa kita
nggak saling memaafkan saja," cerita dia. Kini Yanti hanya berharap suaminya mau
memaafkan semua kesalahannya. Dia ingin mempertahankan rumah tangga mereka
untuk anak mereka. Lagi pula, mereka mengawali semuanya dengan cinta kenapa
harus berakhir dengan pertengkaran.
"Saya ingin rumah tangga kami bertahan, demi anak kami.
Saya sungguh menyesal atas semua kesalahan saya. Mungkin selama ini saya belum
menjadi istri yang baik. Tapi saya selalu mencoba mempertahankan ini semua.
Saya harap suami saya mau memperbaiki ini bersama-sama," pungkas dia. Tidak
ada orang yang sepenuhnya salah dan sepenuhnya benar, seperti Yanti dan Irfan.
Semoga mereka menemukan jalan terbaik untuk kehidupan rumah tangga mereka.
Terimakasih sudah membaca artikel kami, semoga bisa menjadi
pembelajaran bagi kita semua …
Sumber : www.brilio.net
Loading...